Jumat, 18 April 2025

Petua Kehidupan

Malang 18 April 2025, Sebuah pertemuan santai penuh makna, Abah Sukri sosok sepuh yang dikenal bijak dan bersahaja di tengah guru/karyawan muda, menyampaikan sejumlah petuah kehidupan yang relevan dan menyentuh, khususnya bagi generasi muda. Dengan khasnya yang sederhana namun dalam makna, Abah mengingatkan pentingnya merenungi perjalanan hidup di dunia ini.

"Seberapa jauh atau banyak kalian berjalan di dunia ini untuk kehidupan?" tanya Abah pelan namun mengena. "Semakin jauh langkahmu, semakin banyak pula pelajaran yang bisa kau ambil dari perjalananmu. Pelajaran itu jangan hanya disimpan, tapi gunakanlah untuk belajar hidup di tengah masyarakat," lanjutnya.

Abah juga mengingatkan tentang pentingnya silaturahim. Mengutip sabda Rasulullah SAW, Abah berkata, "Jika kamu ingin panjang umur dan hidupmu penuh keberkahan, gunakanlah sebagian waktumu untuk menjaga silaturahim." Menurutnya, hidup ini bukan sekadar tentang mengejar dunia, tapi juga tentang merawat hubungan antar manusia.

Dalam konteks pendidikan, Abah mengangkat kembali posisi penting seorang guru. "Guru itu jujukan pitakon," katanya. “Kalau tidak tahu, ya takonono gurumu kae, sebab gurumu itu tempat bertanya, tempat mencari arah.” Beliau menekankan bahwa guru bukan sekadar pengajar, tetapi juga penuntun dalam mencari makna dan kebenaran.

Tak lupa, Abah juga memberi wejangan untuk para pasangan muda dalam berumah tangga. Beliau berpesan agar suami dan istri tidak saling menyalahkan. “Dalam rumah tangga, jangan saling tunjuk kesalahan. Jangan juga berlebihan dalam segala hal. Sederhana itu menenangkan,” ujarnya dengan senyum teduh.

Petuah Abah Sukri ini menjadi pengingat bahwa dalam menjalani hidup, baik sebagai individu, anggota masyarakat, maupun dalam keluarga, kebijaksanaan adalah kompas utama. Nilai-nilai luhur seperti silaturahmi, penghormatan pada guru, dan kesederhanaan dalam rumah tangga adalah bekal yang tak lekang oleh zaman.

#nasihat hidup #motivasi kehidupan

Minggu, 13 April 2025

Apa arti kode di info GTK, mari pahami bersama bapak/ibu

Dalam proses verifikasi dan validasi data guru, Info GTK menjadi salah satu acuan penting yang sering digunakan oleh para pendidik dan tenaga kependidikan. Namun, tak jarang muncul kebingungan terkait berbagai kode atau keterangan yang tercantum di dalamnya. Apa sebenarnya arti dari kode-kode di Info GTK? Mari kita pahami bersama, Bapak/Ibu, agar tidak terjadi kesalahpahaman dan setiap informasi yang tersaji dapat dimaknai dengan benar.

 


1.      Kode 08 artinya SKTP sudah terbit dan statusnya Valid untuk mendapatkan pencairan TPG

2.      Kode 07 artinya menunggu penerbitan SKTP, namun status nya valid sehingga bisa mendapatkan TPG

3.      Kode 16 artinya menunggu pengusulan oleh operator simtun, namun statusnya sudah valid untuk mendapatkan TPG

4.      Kode 01 artinya beban mengajar tidak terdeteksi atau mengajar tidak linier dengan sertifikat pendidik

5.      Kode 02 artinya beban mengajar tidak memenuhi syarat untuk TPG

6.      Kode 04 artinya tidak memenuhi syarat TPG

7.      Kode 06 artinya Guru sertifikasi tercatat tidak aktif atau induk bukan dibawah naungan Kemdikbud

8.      Kode 17 artinya guru sertifikasi tidak aktif permanen

9.      Kode 19 artinya guru mengajar sertifikasi nya tidak valid dengan sertifikat pendidik

10.  Kode 99 artinya guru sertifikasi di luar naungan Kemdikbud

11.   Kode 13 artinya sedang proses validasi (pengusulan SKTP menunggu validasi rekening)

 https://info.gtk.dikdasmen.go.id/

#pencairan tpg #ppg

Sabtu, 12 April 2025

Tunjangan Sertifikasi Guru Belum Cair? Cek Disini

Para guru bersertifikat di seluruh Indonesia saat ini tengah menantikan pencairan Tunjangan Sertifikasi Guru (TSG). Meski hingga kini belum diterima oleh sebagian guru, pihak terkait menegaskan bahwa proses pencairan masih berjalan dan dana akan tetap disalurkan sesuai prosedur.

Penundaan ini umumnya disebabkan oleh proses verifikasi dan validasi data penerima yang harus dilakukan dengan cermat. Langkah tersebut penting agar tunjangan benar-benar diberikan kepada guru yang memenuhi syarat dan sesuai dengan data yang telah terverifikasi. Proses administrasi membutuhkan waktu agar tidak terjadi kesalahan dalam penyaluran. Semua pihak diharapkan bersabar dan tidak terpancing informasi yang belum jelas sumbernya.

Tunjangan sertifikasi merupakan bentuk penghargaan atas kompetensi dan profesionalisme guru dalam menjalankan tugasnya. Dana ini tentunya sangat dinanti, terutama dalam mendukung kesejahteraan dan semangat mengajar.

Namun demikian, semangat mendidik generasi bangsa tetap harus diutamakan. Guru diminta untuk tetap fokus pada tugas dan tanggung jawabnya di kelas, sembari menunggu proses pencairan yang sedang berlangsung.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan guru:

  • Pastikan data di sistem pendataan sudah lengkap dan benar.
  • Selalu berkoordinasi dengan pihak sekolah atau operator data.
  • Ikuti perkembangan informasi resmi dari lembaga terkait.
Pemerintah memastikan bahwa tunjangan tidak dihilangkan, melainkan hanya tertunda karena proses administrasi yang memerlukan waktu. Oleh karena itu, diperlukan kesabaran dan kepercayaan bahwa hak para guru akan tetap sampai pada waktunya.
 
INFO GTK disini

GENERASI EMAS ATAU CEMAS

Gaung "Generasi Emas 2045" terus bergema, membawa serta mimpi akan Indonesia yang maju, sejahtera, dan berdaya saing global. Bonus demografi yang diprediksi mencapai puncaknya pada tahun tersebut menghadirkan harapan besar akan hadirnya angkatan muda produktif yang akan menjadi motor penggerak kemajuan bangsa. Namun, di balik optimisme itu, tersembunyi pula kecemasan mendalam. Akankah generasi muda ini benar-benar menjadi aset emas, atau justru terjerat dalam pusaran tantangan zaman dan menjelma menjadi "generasi cemas"?

 

Ahmad Fajarisma Budi Adam





 
  

Harapan akan Generasi Emas bertumpu pada potensi besar yang dimiliki oleh kaum muda saat ini. Mereka tumbuh di era digital, memiliki akses tak terbatas pada informasi dan teknologi, serta terpapar pada beragam ide dan budaya. Semangat inovasi, kreativitas, dan adaptabilitas menjadi modal berharga untuk menghadapi kompleksitas dunia modern. Pendidikan yang semakin merata, meskipun belum sempurna, juga memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan yang lebih baik dibandingkan generasi sebelumnya.

Namun, bayang-bayang kecemasan tak bisa diabaikan. Globalisasi yang membuka peluang juga menghadirkan persaingan yang semakin ketat. Lapangan pekerjaan yang tersedia belum tentu sebanding dengan jumlah lulusan, memicu kekhawatiran akan pengangguran terselubung dan kualitas pekerjaan yang tidak sesuai harapan. Selain itu, isu-isu krusial seperti perubahan iklim, ketidakstabilan ekonomi global, dan potensi disrupsi teknologi menjadi tantangan nyata yang dapat menghambat kemajuan generasi muda.

Kesehatan mental juga menjadi perhatian serius. Tekanan untuk sukses, persaingan di media sosial, dan ketidakpastian masa depan dapat memicu stres, kecemasan, dan depresi di kalangan generasi muda. Jika isu ini tidak ditangani dengan baik, potensi emas yang dimiliki bisa tergerus oleh masalah psikologis yang menghambat produktivitas dan kreativitas.

Lebih jauh lagi, tantangan karakter dan nilai juga menjadi sorotan. Era digital dengan segala kemudahannya juga membawa risiko terhadap degradasi moral dan etika. Paparan informasi yang tidak tersaring, budaya instan, dan individualisme yang berlebihan dapat mengikis nilai-nilai luhur bangsa seperti gotong royong, toleransi, dan nasionalisme.

Lantas, bagaimana agar harapan akan Generasi Emas tidak pupus dan berubah menjadi kenyataan Generasi Cemas? Jawabannya terletak pada sinergi dan kolaborasi dari berbagai pihak. Pemerintah memiliki peran sentral dalam menciptakan kebijakan yang mendukung pengembangan potensi generasi muda, mulai dari peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan vokasi yang relevan dengan kebutuhan industri, menciptakan lapangan kerja yang layak, hingga memberikan dukungan psikologis dan sosial.

Sektor swasta juga memiliki tanggung jawab besar dalam menyediakan peluang kerja yang berkualitas dan berinvestasi dalam pengembangan sumber daya manusia muda. Pendidikan di keluarga dan masyarakat juga tidak kalah penting dalam menanamkan nilai-nilai karakter yang kuat, menumbuhkan semangat kewirausahaan, dan meningkatkan kesadaran akan isu-isu global.

Generasi muda itu sendiri juga harus proaktif dalam mengembangkan diri, meningkatkan keterampilan, berpikir kritis, dan memiliki daya juang yang tinggi. Mereka harus mampu memanfaatkan peluang yang ada, beradaptasi dengan perubahan, dan tidak mudah menyerah pada tantangan. Kesadaran akan pentingnya kesehatan mental dan kemampuan untuk mengelola stres juga menjadi kunci penting.

 Masa depan Indonesia ada di tangan generasi mudanya. Pilihan ada di persimpangan jalan: menjadi Generasi Emas yang mampu membawa bangsa menuju kemajuan gemilang, atau terperangkap dalam kecemasan dan ketidakberdayaan. Dengan kerja keras, kolaborasi, dan komitmen yang kuat dari semua pihak, mimpi akan Generasi Emas 2045 bukanlah sekadar utopia, melainkan sebuah keniscayaan yang dapat diwujudkan. Namun, kelalaian dan ketidakpedulian hanya akan menjerumuskan kita pada skenario yang paling dihindari: lahirnya sebuah Generasi Cemas yang kehilangan arah dan potensi. Mari bergandengan tangan, mewujudkan harapan, dan menepis segala kecemasan demi masa depan Indonesia yang lebih baik.

#generasiemas #generasi #cemas #anakmudasekarang

Senin, 31 Maret 2025

Pesan untuk Anakku, Ziarah Kubur Sebagai Ajang Intropeksi Diri

Wahai anakku ziarah kubur dilakukan umat Islam untuk mendoakan keluarga dan kerabat yang telah meninggal dunia. Selain sebagai bentuk penghormatan, ziarah kubur juga menjadi pengingat bagi yang masih hidup akan kepastian kematian dan kehidupan setelahnya.

Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda, "Dahulu aku melarang kalian untuk ziarah kubur, tetapi sekarang berziarahlah, karena itu dapat mengingatkan kalian kepada akhirat." (HR. Muslim). Hadis ini menegaskan bahwa berziarah bukan tradisi, tetapi memiliki nilai untuk intropeksi diri.

Saat berziarah, umat Islam dianjurkan untuk membaca doa bagi penghuni kubur, sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah SAW:

Lebih dari sekadar berdoa, ziarah kubur juga menjadi sarana introspeksi diri. Melihat tanah pemakaman yang sunyi mengingatkan manusia bahwa kehidupan dunia hanya sementara. Seperti dalam firman Allah dalam QS. Al-Mulk ayat 2, "Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji siapa di antara kalian yang terbaik amalnya."

Namun, dalam melakukan ziarah, umat Islam diingatkan untuk tetap menjaga adab. Tidak diperbolehkan meratap secara berlebihan, menginjak atau duduk di atas kuburan, serta melakukan perbuatan yang mengarah pada kesyirikan, seperti meminta sesuatu kepada orang yang telah meninggal.

Dengan memahami makna dan pesan dari ziarah kubur, diharapkan umat Islam dapat lebih mendekatkan diri kepada Allah, meningkatkan amal kebaikan, serta terus mendoakan mereka yang telah berpulang ke rahmatullah.


#hukum ziarah kubur raya pertama

Shalat Idul Fitri 1446 H di RTH Maron Genteng Sebagai Momentum Syukur dan Peningkatan Taqwa

Genteng, 1 Syawal 1446 H - Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Genteng sukses menyelenggarakan Shalat Idul Fitri 1446 H di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Maron, Genteng. Kegiatan ini dihadiri oleh ratusan jamaah yang datang dari berbagai daerah sekitar, dengan penuh khidmat dan kebersamaan dalam merayakan hari kemenangan setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa.

Shalat Idul Fitri kali ini dipimpin oleh imam sekaligus khatib dari Muhammadiyah, yang dalam khutbahnya mengingatkan pentingnya meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT serta menjaga persaudaraan dan solidaritas antar sesama. Dalam khutbahnya, beliau menyampaikan bahwa Idul Fitri bukan hanya sekadar perayaan, tetapi juga momentum untuk memperkuat nilai-nilai keislaman dan merefleksikan diri agar menjadi pribadi yang lebih baik.

Suasana kebersamaan tampak kental dalam pelaksanaan shalat ini. Setelah shalat dan khutbah selesai, jamaah saling bersalaman dan bermaafan sebagai simbol kembali ke fitrah. Acara ini juga menjadi ajang silaturahmi bagi masyarakat sekitar yang datang bersama keluarga dan kerabat.

Pelaksanaan Shalat Idul Fitri di RTH Maron yang berlangsung, sebagai bentuk syiar Islam dan peningkatan kebersamaan umat. Dengan semangat Idul Fitri, semoga seluruh jamaah dapat terus meningkatkan keimanan dan ketakwaan, serta menjadikan momen ini sebagai langkah awal menuju kehidupan yang lebih baik di bawah ridha Allah SWT.

MALAM TAKBIRAN & RIUH SWALAYAN

Malam takbiran, malam yang dinanti-nantikan oleh umat Muslim di seluruh dunia, selalu membawa atmosfer yang khas. Gemuruh takbir yang menggema di masjid-masjid dan jalanan berpadu dengan riuhnya aktivitas masyarakat dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri. Di tengah suasana religius yang khidmat, ada satu tempat yang seolah menjadi pusat perhatian: swalayan.
Ahmad Fajarisma Budi Adam
Guru SMP N 1 Banjar Seririt Bali
Swalayan, dengan segala gemerlap lampu dan tumpukan barang dagangannya, menjadi saksi bisu dari hiruk pikuk malam takbiran. Di sana, orang-orang berbondong-bondong mencari kebutuhan terakhir untuk merayakan hari kemenangan. Dari kue kering, aneka minuman, hingga pakaian baru, semua tersedia di swalayan.
Atmosfer yang Berbeda
Malam takbiran di swalayan memiliki atmosfer yang berbeda dari hari-hari biasa. Suasana religius bercampur dengan semangat konsumerisme. Gemuruh takbir yang diputar melalui pengeras suara swalayan berpadu dengan suara kasir yang sibuk menghitung belanjaan. Aroma kue kering dan aneka minuman seolah menjadi parfum khas malam itu.
Di tengah keramaian, kita bisa melihat berbagai macam ekspresi. Ada yang tampak bahagia karena berhasil mendapatkan barang yang dicari, ada pula yang terlihat lelah karena harus berdesakan dengan pengunjung lain. Ada yang sibuk memilih pakaian baru untuk anak-anaknya, ada pula yang asyik berbelanja bahan makanan untuk hidangan lebaran.
Fenomena Sosial
Fenomena malam takbiran di swalayan ini menarik untuk diamati dari sudut pandang sosial. Swalayan seolah menjadi miniatur dari masyarakat modern yang konsumtif. Di sana, tradisi dan agama berbaur dengan gaya hidup modern.
Bagi sebagian orang, berbelanja di swalayan saat malam takbiran adalah bagian dari tradisi. Mereka merasa belum lengkap merayakan Idul Fitri jika belum membeli sesuatu di swalayan. Bagi sebagian lainnya, ini adalah kesempatan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan yang mungkin belum sempat terpenuhi di hari-hari biasa.
Dampak Ekonomi
Tentu saja, riuhnya swalayan saat malam takbiran memberikan dampak ekonomi yang signifikan. Omzet penjualan swalayan bisa meningkat berkali-kali lipat dibandingkan hari-hari biasa. Ini adalah berkah bagi para pemilik swalayan dan para pekerja di sana.
Namun, di balik gemerlap keuntungan ekonomi, ada pula dampak negatif yang perlu diperhatikan. Keramaian di swalayan bisa menyebabkan kemacetan dan penumpukan sampah. Selain itu, budaya konsumtif yang berlebihan juga perlu diwaspadai agar tidak menggerus nilai-nilai kesederhanaan dan kepedulian sosial.

Refleksi
Malam takbiran di swalayan adalah fenomena yang kompleks dan menarik. Di satu sisi, ini adalah cerminan dari budaya konsumtif masyarakat modern. Di sisi lain, ini adalah bagian dari tradisi dan cara masyarakat merayakan Idul Fitri.
Di tengah riuhnya swalayan, ada baiknya kita merenungkan makna Idul Fitri yang sebenarnya. Idul Fitri bukan hanya tentang baju baru dan hidangan mewah, tetapi juga tentang kemenangan melawan hawa nafsu dan peningkatan kualitas diri.
Semoga di malam takbiran ini, kita semua bisa merayakan kemenangan dengan penuh syukur dan kesederhanaan. Semoga riuhnya swalayan tidak membuat kita lupa akan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Hari Raya Idul Fitri.

Minggu, 30 Maret 2025

Janji Pasca Ramadhan

Rasanya baru kemarin kita kehadiran tamu mulia ini, sebentar akan meninggalkan kita semua, Apakah tahun depan akan bertemu Kembali, kita hanya berharap dan Allah SWT lah yang berkehendak atas semuanya. Ramadhan telah berlalu, meninggalkan kita dengan kenangan indah dan semangat spiritual yang membara. Selama sebulan penuh, kita telah berjuang melawan hawa nafsu, meningkatkan ibadah, dan mempererat tali silaturahmi. Kini, setelah Ramadhan pergi, muncul pertanyaan penting: Apakah semangat dan kebaikan yang kita tanam selama bulan suci akan terus bersemi, ataukah akan layu seiring berjalannya waktu ?

Inilah saatnya kita membuktikan komitmen kita. Janji pasca Ramadhan adalah janji untuk menjaga dan meningkatkan kualitas diri yang telah kita capai selama bulan suci. Ini bukan tugas yang mudah, tetapi dengan tekad dan upaya yang sungguh-sungguh, kita bisa mewujudkannya.


Menjaga Konsistensi Ibadah

Salah satu janji terpenting pasca Ramadhan adalah menjaga konsistensi ibadah. Selama Ramadhan, kita terbiasa dengan shalat tarawih, tadarus Al-Qur'an, dan berbagai amalan sunnah lainnya. Jangan biarkan kebiasaan baik ini hilang begitu saja. Tetaplah shalat tepat waktu, luangkan waktu untuk membaca Al-Qur'an setiap hari, dan perbanyaklah dzikir serta doa.

Rasulullah SAW bersabda, "Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang rutin, meskipun sedikit." (HR. Bukhari dan Muslim). Hadis ini mengingatkan kita bahwa kualitas ibadah lebih penting daripada kuantitas. Ibadah yang dilakukan secara rutin, meskipun sedikit, lebih dicintai oleh Allah daripada ibadah yang banyak tetapi hanya dilakukan sesekali.

Istiqomah adalah jalan terbaik agar kita senantiasa menjalankan janji usai Ramadhan berlalu, dengan tetap rajin sholat tepat waktu, tadarus Al-Qur’an, bersedekah, menjaga silaturrahmi, dan meningkatkan amalan sunnah lainnya.

Meningkatkan Kualitas Diri

Ramadhan adalah bulan pelatihan diri. Selama sebulan penuh, kita belajar untuk menahan diri dari segala bentuk keburukan, baik perkataan maupun perbuatan. Janji pasca Ramadhan adalah janji untuk terus meningkatkan kualitas diri, menjadi pribadi yang lebih sabar, jujur, dan penyayang.

Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas diri adalah dengan terus belajar. Bacalah buku-buku agama, ikuti kajian-kajian Islam, dan bergaul dengan orang-orang saleh. Dengan demikian, kita akan terus mendapatkan ilmu dan motivasi untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Mempererat Silaturahmi

Ramadhan adalah bulan silaturahmi. Kita terbiasa mengunjungi keluarga, teman, dan tetangga untuk mempererat tali persaudaraan. Janji pasca Ramadhan adalah janji untuk terus menjaga dan mempererat silaturahmi. Jangan biarkan kesibukan dunia membuat kita melupakan orang-orang terdekat.

Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang ingin rezekinya diluaskan dan umurnya dipanjangkan, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi." (HR. Bukhari dan Muslim). Hadis ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga silaturahmi dalam Islam.

Menjadi Pribadi yang Bermanfaat

Ramadhan adalah bulan kepedulian sosial. Kita terbiasa bersedekah, memberi makan orang miskin, dan membantu sesama yang membutuhkan. Janji pasca Ramadhan adalah janji untuk terus menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang lain. Jangan biarkan semangat berbagi dan peduli luntur setelah Ramadhan berakhir.

Salah satu cara untuk menjadi pribadi yang bermanfaat adalah dengan menjadi relawan di organisasi sosial. Kita juga bisa membantu tetangga yang membutuhkan, atau sekadar memberikan senyuman dan kata-kata yang baik kepada orang-orang di sekitar kita.

Menjaga Semangat Ramadhan

Janji pasca Ramadhan adalah janji untuk menjaga semangat Ramadhan tetap menyala di hati kita. Semangat untuk terus beribadah, berbuat baik, dan meningkatkan kualitas diri. Jangan biarkan semangat ini padam seiring berjalannya waktu.

Salah satu cara untuk menjaga semangat Ramadhan adalah dengan mengingat kembali kenangan indah selama bulan suci. Ingatlah saat-saat ketika kita merasa dekat dengan Allah, saat-saat ketika kita merasa damai dan bahagia. Kenangan ini akan menjadi motivasi bagi kita untuk terus berbuat baik.

Janji pasca Ramadhan adalah janji kepada diri sendiri, kepada keluarga, kepada masyarakat, dan yang paling penting, kepada Allah SWT. Mari kita buktikan bahwa kita mampu menjaga dan meningkatkan kualitas diri yang telah kita capai selama Ramadhan. Semoga Allah SWT memberikan kita kekuatan dan keistiqomahan untuk mewujudkan janji-janji kita. Amin.

WoW Senang Sekali, Ada Kesempatan Kedua

Kepada siswa yang mengikuti remedial, ini adalah kesempatan bagi kalian untuk memperbaiki hasil belajar dan memahami materi dengan lebih baik. Remedial diberikan agar kalian bisa menguasai kembali konsep yang belum dipahami dan menunjukkan perkembangan dalam pembelajaran.


Silakan manfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya, pelajari kembali materi yang telah diajarkan, dan tetap semangat dalam meningkatkan pemahaman kalian. Belajar adalah proses, dan setiap usaha yang kalian lakukan akan membawa hasil yang lebih baik! 💪📚

Jadwal dan teknis pelaksanaan remedial akan diinformasikan lebih lanjut. Tetap semangat dan terus berusaha! 😊

Berikut nama-nama yang remidi:





Minggu, 23 Maret 2025

THR (Tunjangan Hari Raya atau Transport Hari Raya)

Tunjangan Hari Raya (THR) merupakan hak yang wajib diterima oleh pekerja, termasuk Guru/Dosen dan Karyawan di lembaga pendidikan. Sesuai dengan peraturan yang berlaku, setiap perusahaan atau lembaga, termasuk institusi pendidikan, harus memberikan THR kepada seluruh pekerja yang memenuhi syarat. Hal ini diatur dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker) Nomor 6 Tahun 2016 tentang Tunjangan Hari Raya Keagamaan bagi Pekerja/Buruh di lembaga atau Perusahaan.


Kewajiban Pembayaran THR Berdasarkan regulasi tersebut, THR wajib diberikan kepada pekerja yang telah bekerja minimal satu bulan secara terus-menerus. Adapun besaran THR yang harus diberikan adalah:

  • Pekerja dengan masa kerja 12 bulan atau lebih berhak mendapatkan THR sebesar satu bulan gaji.
  • Pekerja dengan masa kerja kurang dari 12 bulan mendapatkan THR secara proporsional sesuai masa kerja.

Pemberian THR ini berlaku bagi seluruh pekerja, termasuk pegawai tetap, kontrak, maupun honorer, selama mereka memenuhi kriteria yang ditentukan.

THR untuk Guru/Dosen dan Karyawan Lembaga Pendidikan Lembaga pendidikan, baik swasta maupun negeri, wajib memberikan THR kepada dosen dan tenaga kependidikan yang berada di bawah naungan institusi mereka. Hal ini mencakup:

  • Dosen tetap dan tidak tetap di perguruan tinggi.
  • Guru dan tenaga administrasi di sekolah-sekolah.
  • Tenaga kependidikan lainnya yang bekerja di lingkungan pendidikan.

Untuk lembaga pendidikan yang berstatus Badan Layanan Umum (BLU) atau yayasan, pembayaran THR disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku di masing-masing institusi, tetapi tetap harus mengikuti peraturan pemerintah mengenai pemberian THR.

Jika THR Tidak Dibayarkan Sesuai Ketentuan Jika pembayaran yang diberikan kepada pekerja tidak sesuai dengan rumus perhitungan THR berdasarkan masa kerja dan gaji bulanan, maka kemungkinan besar itu bukan Tunjangan Hari Raya (THR) sebagaimana yang diatur dalam peraturan ketenagakerjaan. Bisa jadi, itu merupakan bentuk bantuan lain seperti Transport Hari Raya atau insentif tambahan dari lembaga, bukan kewajiban hukum yang harus dibayarkan sebagai THR.

Perbedaan THR dan Transport Hari Raya

  1. Tunjangan Hari Raya (THR)

·         Wajib dibayarkan oleh perusahaan/lembaga kepada pekerja berdasarkan Permenaker No. 6 Tahun 2016.

·         Besarnya minimal satu bulan gaji bagi pekerja dengan masa kerja 12 bulan atau lebih.

·         Untuk pekerja dengan masa kerja di bawah 12 bulan, dihitung secara proporsional sesuai masa kerja.

·         Harus dibayarkan paling lambat 7 hari sebelum hari raya keagamaan.

  1. Transport Hari Raya atau Bantuan Lain

·         Tidak diatur dalam peraturan pemerintah, sehingga bukan kewajiban perusahaan/lembaga.

·         Besaran nominalnya bisa bervariasi dan diberikan sesuai kebijakan lembaga.

·         Bisa berupa uang transport, uang saku tambahan, bingkisan, atau bentuk lainnya.

·         Biasanya diberikan sebagai bentuk apresiasi tambahan kepada pekerja.

Sanksi bagi Lembaga yang Tidak Membayar THR Jika sebuah lembaga atau institusi pendidikan tidak membayarkan THR sesuai ketentuan, maka dapat dikenakan sanksi administratif, mulai dari teguran tertulis, pembatasan kegiatan usaha, hingga penghentian sementara operasional. Sanksi ini diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan.

Pemerintah melalui Kementerian Ketenagakerjaan juga membuka posko pengaduan THR bagi pekerja yang merasa haknya tidak dipenuhi. Pekerja yang tidak menerima THR atau menerima jumlah yang tidak sesuai ketentuan dapat melaporkan melalui layanan yang disediakan oleh pemerintah.

Jadiiii, Tunjangan Hari Raya merupakan hak bagi semua pekerja, termasuk dosen dan karyawan di lembaga pendidikan. Pemberian THR harus dilakukan paling lambat tujuh hari sebelum hari raya keagamaan dan sesuai dengan ketentuan perhitungan yang benar. Jika pembayaran yang diberikan tidak sesuai dengan rumus THR, maka kemungkinan besar itu hanya Transport Hari Raya atau bentuk insentif tambahan lainnya. Oleh karena itu, setiap lembaga pendidikan harus memastikan bahwa mereka memenuhi kewajiban ini sesuai dengan regulasi yang berlaku agar kesejahteraan pekerja tetap terjaga dan kepatuhan hukum tetap terjamin.

#mlbb #bagi #thr