Rabu, 22 Oktober 2025

Munaqosyah 2 Metode Al Bayan Lil Muslimin: Wujud Pembelajaran Al-Qur’an yang Berkelanjutan


Malang, 16 Oktober 2025
 - SMA Surya Buana Malang kembali melaksanakan kegiatan Munaqosyah 2 sebagai bagian dari program pembelajaran metode Al Bayan Lil Muslimin dengan Rasm Utsmani standar Madinah. Kegiatan ini merupakan tahap evaluasi penting bagi para peserta didik yang akan naik dari Jilid 2 ke Jilid 3, sebagai bentuk kelanjutan dalam memperdalam kemampuan membaca dan melafalkan Al-Qur’an dengan baik dan benar.

Suasana kegiatan berlangsung hangat dan penuh semangat. Para peserta dari halaqah Ustadzah Fifi dan Ustadzah Aditya maju satu per satu untuk diuji kemampuan bacaannya di hadapan penguji. Munaqosyah ini tidak hanya menjadi ajang evaluasi, tetapi juga sebagai sarana pembinaan karakter dan pembiasaan membaca Al-Qur’an secara tartil.

Penilaian serta bimbingan langsung diberikan oleh Ust. Ahmad Zain Fuad, S.Si., S.Pd., M.Pd., yang memberikan apresiasi atas kesungguhan para peserta. Dalam kesempatan tersebut, beliau juga menyampaikan pentingnya konsistensi dan ketekunan dalam menjaga kualitas bacaan agar semakin fasih dan sesuai dengan kaidah tajwid serta makhraj huruf yang benar.

“Dengan adanya munaqosyah seperti ini, para siswa diharapkan lebih mantap dan percaya diri dalam membaca Al-Qur’an, serta siap melanjutkan ke tingkat berikutnya,” ujar Ust. Ahmad Zain Fuad.

Kegiatan Munaqosyah 2 ini berlangsung dengan lancar, tertib, dan penuh keberkahan. Melalui kegiatan rutin seperti ini, SMA Surya Buana Malang terus berkomitmen untuk menumbuhkan generasi Qur’ani yang cerdas, berakhlak mulia, dan cinta terhadap Al-Qur’an.

Penanaman Pohon untuk Lingkungan yang Asri dan Edukatif di SMA Surya Buana Malang

Malang, 21 Oktober 2025 - Dalam upaya mewujudkan lingkungan sekolah yang hijau, rindang, dan edukatif, SMA Surya Buana Malang mengadakan kegiatan penanaman pohon di area sekolah. Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Kepala Sekolah Drs. Tri Suharno, M.Pd (de facto) bersama sebagian guru dan karyawan.

Sebanyak 26 pohon ditanam dalam kegiatan tersebut, terdiri atas 23 pohon Tabebuya, 2 pohon Mangga Gadung, dan 1 pohon Sukun. Pemilihan jenis tanaman dilakukan dengan pertimbangan manfaat lingkungan sekaligus nilai edukatif bagi siswa.

“Kami berharap kegiatan ini tidak hanya memperindah lingkungan sekolah, tetapi juga menjadi sarana pembelajaran nyata bagi siswa tentang pentingnya menjaga alam dan mengenal jenis tanaman produktif,” ujar Drs. Tri Suharno, M.Pd.

Selain berfungsi untuk mewujudkan kerindangan dan kesejukan lingkungan sekolah, beberapa tanaman yang bersifat produktif seperti mangga dan sukun juga diharapkan dapat digunakan sebagai media pembelajaran biologi dan lingkungan hidup. Dengan demikian, siswa dapat mempelajari proses pertumbuhan, ekosistem, serta manfaat tanaman secara langsung.

Kegiatan penanaman ini juga menjadi bagian dari program "Sekolah Berbudaya Lingkungan" yang sedang digalakkan oleh SMA Surya Buana Malang, sebagai wujud komitmen terhadap pelestarian alam dan penguatan karakter peduli lingkungan bagi seluruh warga sekolah.

SMA Surya Buana Malang Gelar Supervisi Pembelajaran Mendalam Perdana


Malang, 13 Oktober 2025 — SMA Surya Buana Malang melaksanakan kegiatan supervisi pembelajaran mendalam (deep learning) untuk pertama kalinya sejak diterapkannya kebijakan pembelajaran mendalam oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen). Kegiatan supervisi ini berlangsung selama lima hari, mulai Senin hingga Jumat, 13–17 Oktober 2025. Pelaksanaan supervisi dipimpin langsung oleh Kepala SMA Surya Buana Malang bersama pengawas dari Cabang Dinas Pendidikan Kota Malang–Kota Batu.

Supervisi ini bertujuan untuk memastikan implementasi pembelajaran mendalam berjalan sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh Kemendikdasmen, serta untuk meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar di lingkungan sekolah.

Drs. Tri Suharno,M.Pd. Kepala de Facto SMA Surya Buana Malang menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi langkah awal bagi sekolah dalam mengembangkan strategi pembelajaran yang menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kolaboratif pada peserta didik. 

“Kami berharap supervisi ini dapat menjadi sarana refleksi dan peningkatan mutu pembelajaran di sekolah. Pembelajaran mendalam bukan hanya tentang memahami materi, tetapi juga bagaimana siswa dapat mengaitkannya dengan kehidupan nyata,” ujarnya.

Selama kegiatan berlangsung, para guru mendapatkan pendampingan langsung dari pengawas dan kepala sekolah terkait penerapan prinsip-prinsip deep learning di kelas.  Supervisi ini diharapkan dapat mendorong inovasi pembelajaran di SMA Surya Buana Malang menuju pendidikan yang lebih bermakna dan berorientasi pada pengembangan karakter siswa. (Zain)

PESONA TANAMAN TABEBUYA

Tabebuya dengan nama latin Handroanthus chrysotrichus dikenal sebagai tanaman hias yang memiliki daya tahan tinggi terhadap panas dan kekeringan. Asal tanaman tabebuya dari kawasan Amerika Selatan khususnya Brazil namun kini banyak dibudidayakan di kota-kota besar Indonesia. Ketahanannya terhadap panas dan minimnya perawatan membuat tabebuya cocok ditanam di daerah tropis seperti Indonesia.

Pesona tabebuya kadang masyarakat Indonesia menyebutnya "Sakura Tropis" biasanya pada pertengahan musim kemarau hingga awal musim hujan akan mekar secara serentak. Ketika itu terjadi, jalan-jalan utama atau daerah yang ditanami pohon tersebut menjadi lautan warna yang indah. Banyak warga yang memanfaatkan momen tersebut untuk berfoto atau sekadar menikmati keindahan bunga yang berguguran seperti mimin hehehe. Tabebuya tidak hanya mempercantik lingkungan tetapi juga membantu meningkatkan kualitas udara.

Selain memiliki keindahan visual, tabebuya juga memberikan manfaat ekologis. Daunnya mampu menyerap polusi udara dan mengurangi suhu lingkungan disekitar. Dibalik pesona, tabebuya memiliki makna simbolis yang menarik. Di negara asal bunga ini melambangkan harapn, keteguhan, dan keindahan yang tumbuh dari kemudahan. Nilai-nilai tersebut sejalan dengan semangat pelestarian alam dan kebersamaan. Saat Musim berbunga biasanya antara bulan April - Oktober, pohon ini bisa menggugurkan semua daunnya dan hanya menyisakan lautan bunga yang dikomentari mirip seperti pohon sakura di musim semi.



Sabtu, 24 Mei 2025

SENTUHAN HATI DI LAYAR SENTUH

Di era digital yang serba cepat ini, layar sentuh telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita, tak terkecuali bagi anak-anak. Mereka lahir dan tumbuh besar di tengah gempuran informasi, hiburan, dan interaksi virtual. Sebagai orang tua, kita dihadapkan pada tantangan unik: bagaimana menavigasi dunia digital ini sambil tetap menanamkan nilai-nilai kasih sayang, empati, dan koneksi emosional yang mendalam pada anak-anak kita? Judul "Sentuhan Hati di Layar Sentuh" bukan sekadar metafora, melainkan sebuah pengingat bahwa di balik dinginnya teknologi, sentuhan kasih sayang orang tua tetaplah esensi utama dalam mendidik generasi digital ini.

Jangan salah paham, teknologi bukanlah musuh. Ia menawarkan segudang manfaat, mulai dari akses tak terbatas ke informasi dan pembelajaran, hingga kemudahan berkomunikasi dan berkreasi. Namun, tanpa bimbingan yang tepat, paparan berlebihan pada dunia digital juga menyimpan potensi risiko, seperti kecanduan, kurangnya interaksi sosial nyata, hingga terpaparnya konten yang tidak sesuai. Di sinilah peran krusial orang tua untuk menghadirkan "sentuhan hati" dalam interaksi anak dengan layar sentuh.

Salah satu langkah awal adalah dengan menjadi teladan yang baik. Anak-anak adalah peniru ulung. Jika orang tua terlalu sering terpaku pada layar ponsel atau gawai, sulit rasanya mengharapkan anak untuk memiliki kebiasaan digital yang sehat. Cobalah untuk menetapkan "zona bebas gawai" di rumah, terutama saat makan bersama atau berinteraksi sebagai keluarga. Tunjukkan pada anak bahwa ada saat-saat di mana interaksi tatap muka dan perhatian penuh jauh lebih berharga daripada notifikasi yang berkedip.

Komunikasi terbuka adalah kunci lainnya. Alih-alih melarang secara membabi buta, ajaklah anak berdiskusi tentang apa yang mereka lakukan di dunia digital. Tanyakan tentang game yang mereka mainkan, video yang mereka tonton, atau teman-teman online mereka. Dengan menunjukkan minat dan rasa ingin tahu, Anda membuka pintu bagi anak untuk merasa nyaman berbagi pengalaman digital mereka, termasuk potensi masalah yang mungkin mereka hadapi seperti cyberbullying atau konten yang tidak pantas.

Menemani dan terlibat dalam aktivitas digital anak juga merupakan wujud kasih sayang. Cobalah sesekali bermain game bersama mereka, menonton video edukatif, atau bahkan belajar coding bersama. Keterlibatan aktif orang tua tidak hanya mempererat ikatan emosional, tetapi juga memberikan kesempatan untuk memberikan panduan dan nilai-nilai positif secara langsung. Anda bisa menyelipkan diskusi tentang pentingnya menghormati orang lain secara online, berhati-hati dalam berbagi informasi pribadi, dan membedakan antara fakta dan opini.

Menetapkan batasan yang jelas dan konsisten adalah bentuk kasih sayang yang terukur. Anak-anak membutuhkan struktur dan panduan, termasuk dalam penggunaan teknologi. Tentukan waktu yang wajar untuk bermain gawai, area di mana gawai tidak diperbolehkan (misalnya kamar tidur menjelang tidur), dan konsekuensi yang jelas jika aturan dilanggar. Batasan ini bukan untuk mengekang, tetapi untuk melindungi mereka dari dampak negatif penggunaan teknologi berlebihan dan membantu mereka mengembangkan kebiasaan digital yang sehat.

Mendorong aktivitas di dunia nyata adalah cara penting untuk menyeimbangkan kehidupan digital anak. Ajak mereka bermain di luar rumah, berolahraga, mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, atau sekadar menghabiskan waktu berkualitas bersama keluarga. Pengalaman nyata dan interaksi sosial langsung sangat penting untuk perkembangan fisik, emosional, dan sosial mereka. Tunjukkan bahwa dunia di luar layar sentuh juga menawarkan keseruan dan kebahagiaan yang tak kalah menarik.

Lebih dari sekadar aturan dan batasan, menunjukkan empati dan pengertian terhadap dunia digital anak juga penting. Akui bahwa bagi mereka, dunia digital adalah bagian dari realitas mereka. Cobalah untuk memahami mengapa mereka begitu tertarik dengan game tertentu atau platform media sosial. Dengan menunjukkan empati, Anda membangun jembatan komunikasi yang lebih kuat dan membuat anak merasa didengarkan dan dihargai.

Di era digital ini, mendidik anak memang membutuhkan pendekatan yang berbeda. Namun, satu hal yang tetap abadi adalah pentingnya sentuhan hati, kasih sayang, dan kehadiran orang tua. Dengan memadukan bimbingan yang bijak dalam penggunaan teknologi dengan fondasi kasih sayang yang kuat, kita dapat membantu anak-anak kita tumbuh menjadi individu yang cerdas, berempati, dan sukses, baik di dunia digital maupun di dunia nyata. "Sentuhan hati" orang tua adalah kompas yang akan memandu mereka menavigasi kompleksitas era digital ini dengan aman dan bermakna. 

Jumat, 18 April 2025

Petua Kehidupan

Malang 18 April 2025, Sebuah pertemuan santai penuh makna, Abah Sukri sosok sepuh yang dikenal bijak dan bersahaja di tengah guru/karyawan muda, menyampaikan sejumlah petuah kehidupan yang relevan dan menyentuh, khususnya bagi generasi muda. Dengan khasnya yang sederhana namun dalam makna, Abah mengingatkan pentingnya merenungi perjalanan hidup di dunia ini.

"Seberapa jauh atau banyak kalian berjalan di dunia ini untuk kehidupan?" tanya Abah pelan namun mengena. "Semakin jauh langkahmu, semakin banyak pula pelajaran yang bisa kau ambil dari perjalananmu. Pelajaran itu jangan hanya disimpan, tapi gunakanlah untuk belajar hidup di tengah masyarakat," lanjutnya.

Abah juga mengingatkan tentang pentingnya silaturahim. Mengutip sabda Rasulullah SAW, Abah berkata, "Jika kamu ingin panjang umur dan hidupmu penuh keberkahan, gunakanlah sebagian waktumu untuk menjaga silaturahim." Menurutnya, hidup ini bukan sekadar tentang mengejar dunia, tapi juga tentang merawat hubungan antar manusia.

Dalam konteks pendidikan, Abah mengangkat kembali posisi penting seorang guru. "Guru itu jujukan pitakon," katanya. “Kalau tidak tahu, ya takonono gurumu kae, sebab gurumu itu tempat bertanya, tempat mencari arah.” Beliau menekankan bahwa guru bukan sekadar pengajar, tetapi juga penuntun dalam mencari makna dan kebenaran.

Tak lupa, Abah juga memberi wejangan untuk para pasangan muda dalam berumah tangga. Beliau berpesan agar suami dan istri tidak saling menyalahkan. “Dalam rumah tangga, jangan saling tunjuk kesalahan. Jangan juga berlebihan dalam segala hal. Sederhana itu menenangkan,” ujarnya dengan senyum teduh.

Petuah Abah Sukri ini menjadi pengingat bahwa dalam menjalani hidup, baik sebagai individu, anggota masyarakat, maupun dalam keluarga, kebijaksanaan adalah kompas utama. Nilai-nilai luhur seperti silaturahmi, penghormatan pada guru, dan kesederhanaan dalam rumah tangga adalah bekal yang tak lekang oleh zaman.

#nasihat hidup #motivasi kehidupan

Minggu, 13 April 2025

Apa arti kode di info GTK, mari pahami bersama bapak/ibu

Dalam proses verifikasi dan validasi data guru, Info GTK menjadi salah satu acuan penting yang sering digunakan oleh para pendidik dan tenaga kependidikan. Namun, tak jarang muncul kebingungan terkait berbagai kode atau keterangan yang tercantum di dalamnya. Apa sebenarnya arti dari kode-kode di Info GTK? Mari kita pahami bersama, Bapak/Ibu, agar tidak terjadi kesalahpahaman dan setiap informasi yang tersaji dapat dimaknai dengan benar.

 


1.      Kode 08 artinya SKTP sudah terbit dan statusnya Valid untuk mendapatkan pencairan TPG

2.      Kode 07 artinya menunggu penerbitan SKTP, namun status nya valid sehingga bisa mendapatkan TPG

3.      Kode 16 artinya menunggu pengusulan oleh operator simtun, namun statusnya sudah valid untuk mendapatkan TPG

4.      Kode 01 artinya beban mengajar tidak terdeteksi atau mengajar tidak linier dengan sertifikat pendidik

5.      Kode 02 artinya beban mengajar tidak memenuhi syarat untuk TPG

6.      Kode 04 artinya tidak memenuhi syarat TPG

7.      Kode 06 artinya Guru sertifikasi tercatat tidak aktif atau induk bukan dibawah naungan Kemdikbud

8.      Kode 17 artinya guru sertifikasi tidak aktif permanen

9.      Kode 19 artinya guru mengajar sertifikasi nya tidak valid dengan sertifikat pendidik

10.  Kode 99 artinya guru sertifikasi di luar naungan Kemdikbud

11.   Kode 13 artinya sedang proses validasi (pengusulan SKTP menunggu validasi rekening)

 https://info.gtk.dikdasmen.go.id/

#pencairan tpg #ppg

Sabtu, 12 April 2025

Tunjangan Sertifikasi Guru Belum Cair? Cek Disini

Para guru bersertifikat di seluruh Indonesia saat ini tengah menantikan pencairan Tunjangan Sertifikasi Guru (TSG). Meski hingga kini belum diterima oleh sebagian guru, pihak terkait menegaskan bahwa proses pencairan masih berjalan dan dana akan tetap disalurkan sesuai prosedur.

Penundaan ini umumnya disebabkan oleh proses verifikasi dan validasi data penerima yang harus dilakukan dengan cermat. Langkah tersebut penting agar tunjangan benar-benar diberikan kepada guru yang memenuhi syarat dan sesuai dengan data yang telah terverifikasi. Proses administrasi membutuhkan waktu agar tidak terjadi kesalahan dalam penyaluran. Semua pihak diharapkan bersabar dan tidak terpancing informasi yang belum jelas sumbernya.

Tunjangan sertifikasi merupakan bentuk penghargaan atas kompetensi dan profesionalisme guru dalam menjalankan tugasnya. Dana ini tentunya sangat dinanti, terutama dalam mendukung kesejahteraan dan semangat mengajar.

Namun demikian, semangat mendidik generasi bangsa tetap harus diutamakan. Guru diminta untuk tetap fokus pada tugas dan tanggung jawabnya di kelas, sembari menunggu proses pencairan yang sedang berlangsung.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan guru:

  • Pastikan data di sistem pendataan sudah lengkap dan benar.
  • Selalu berkoordinasi dengan pihak sekolah atau operator data.
  • Ikuti perkembangan informasi resmi dari lembaga terkait.
Pemerintah memastikan bahwa tunjangan tidak dihilangkan, melainkan hanya tertunda karena proses administrasi yang memerlukan waktu. Oleh karena itu, diperlukan kesabaran dan kepercayaan bahwa hak para guru akan tetap sampai pada waktunya.
 
INFO GTK disini

GENERASI EMAS ATAU CEMAS

Gaung "Generasi Emas 2045" terus bergema, membawa serta mimpi akan Indonesia yang maju, sejahtera, dan berdaya saing global. Bonus demografi yang diprediksi mencapai puncaknya pada tahun tersebut menghadirkan harapan besar akan hadirnya angkatan muda produktif yang akan menjadi motor penggerak kemajuan bangsa. Namun, di balik optimisme itu, tersembunyi pula kecemasan mendalam. Akankah generasi muda ini benar-benar menjadi aset emas, atau justru terjerat dalam pusaran tantangan zaman dan menjelma menjadi "generasi cemas"?

 

Ahmad Fajarisma Budi Adam





 
  

Harapan akan Generasi Emas bertumpu pada potensi besar yang dimiliki oleh kaum muda saat ini. Mereka tumbuh di era digital, memiliki akses tak terbatas pada informasi dan teknologi, serta terpapar pada beragam ide dan budaya. Semangat inovasi, kreativitas, dan adaptabilitas menjadi modal berharga untuk menghadapi kompleksitas dunia modern. Pendidikan yang semakin merata, meskipun belum sempurna, juga memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan yang lebih baik dibandingkan generasi sebelumnya.

Namun, bayang-bayang kecemasan tak bisa diabaikan. Globalisasi yang membuka peluang juga menghadirkan persaingan yang semakin ketat. Lapangan pekerjaan yang tersedia belum tentu sebanding dengan jumlah lulusan, memicu kekhawatiran akan pengangguran terselubung dan kualitas pekerjaan yang tidak sesuai harapan. Selain itu, isu-isu krusial seperti perubahan iklim, ketidakstabilan ekonomi global, dan potensi disrupsi teknologi menjadi tantangan nyata yang dapat menghambat kemajuan generasi muda.

Kesehatan mental juga menjadi perhatian serius. Tekanan untuk sukses, persaingan di media sosial, dan ketidakpastian masa depan dapat memicu stres, kecemasan, dan depresi di kalangan generasi muda. Jika isu ini tidak ditangani dengan baik, potensi emas yang dimiliki bisa tergerus oleh masalah psikologis yang menghambat produktivitas dan kreativitas.

Lebih jauh lagi, tantangan karakter dan nilai juga menjadi sorotan. Era digital dengan segala kemudahannya juga membawa risiko terhadap degradasi moral dan etika. Paparan informasi yang tidak tersaring, budaya instan, dan individualisme yang berlebihan dapat mengikis nilai-nilai luhur bangsa seperti gotong royong, toleransi, dan nasionalisme.

Lantas, bagaimana agar harapan akan Generasi Emas tidak pupus dan berubah menjadi kenyataan Generasi Cemas? Jawabannya terletak pada sinergi dan kolaborasi dari berbagai pihak. Pemerintah memiliki peran sentral dalam menciptakan kebijakan yang mendukung pengembangan potensi generasi muda, mulai dari peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan vokasi yang relevan dengan kebutuhan industri, menciptakan lapangan kerja yang layak, hingga memberikan dukungan psikologis dan sosial.

Sektor swasta juga memiliki tanggung jawab besar dalam menyediakan peluang kerja yang berkualitas dan berinvestasi dalam pengembangan sumber daya manusia muda. Pendidikan di keluarga dan masyarakat juga tidak kalah penting dalam menanamkan nilai-nilai karakter yang kuat, menumbuhkan semangat kewirausahaan, dan meningkatkan kesadaran akan isu-isu global.

Generasi muda itu sendiri juga harus proaktif dalam mengembangkan diri, meningkatkan keterampilan, berpikir kritis, dan memiliki daya juang yang tinggi. Mereka harus mampu memanfaatkan peluang yang ada, beradaptasi dengan perubahan, dan tidak mudah menyerah pada tantangan. Kesadaran akan pentingnya kesehatan mental dan kemampuan untuk mengelola stres juga menjadi kunci penting.

 Masa depan Indonesia ada di tangan generasi mudanya. Pilihan ada di persimpangan jalan: menjadi Generasi Emas yang mampu membawa bangsa menuju kemajuan gemilang, atau terperangkap dalam kecemasan dan ketidakberdayaan. Dengan kerja keras, kolaborasi, dan komitmen yang kuat dari semua pihak, mimpi akan Generasi Emas 2045 bukanlah sekadar utopia, melainkan sebuah keniscayaan yang dapat diwujudkan. Namun, kelalaian dan ketidakpedulian hanya akan menjerumuskan kita pada skenario yang paling dihindari: lahirnya sebuah Generasi Cemas yang kehilangan arah dan potensi. Mari bergandengan tangan, mewujudkan harapan, dan menepis segala kecemasan demi masa depan Indonesia yang lebih baik.

#generasiemas #generasi #cemas #anakmudasekarang

Senin, 31 Maret 2025

Pesan untuk Anakku, Ziarah Kubur Sebagai Ajang Intropeksi Diri

Wahai anakku ziarah kubur dilakukan umat Islam untuk mendoakan keluarga dan kerabat yang telah meninggal dunia. Selain sebagai bentuk penghormatan, ziarah kubur juga menjadi pengingat bagi yang masih hidup akan kepastian kematian dan kehidupan setelahnya.

Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda, "Dahulu aku melarang kalian untuk ziarah kubur, tetapi sekarang berziarahlah, karena itu dapat mengingatkan kalian kepada akhirat." (HR. Muslim). Hadis ini menegaskan bahwa berziarah bukan tradisi, tetapi memiliki nilai untuk intropeksi diri.

Saat berziarah, umat Islam dianjurkan untuk membaca doa bagi penghuni kubur, sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah SAW:

Lebih dari sekadar berdoa, ziarah kubur juga menjadi sarana introspeksi diri. Melihat tanah pemakaman yang sunyi mengingatkan manusia bahwa kehidupan dunia hanya sementara. Seperti dalam firman Allah dalam QS. Al-Mulk ayat 2, "Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji siapa di antara kalian yang terbaik amalnya."

Namun, dalam melakukan ziarah, umat Islam diingatkan untuk tetap menjaga adab. Tidak diperbolehkan meratap secara berlebihan, menginjak atau duduk di atas kuburan, serta melakukan perbuatan yang mengarah pada kesyirikan, seperti meminta sesuatu kepada orang yang telah meninggal.

Dengan memahami makna dan pesan dari ziarah kubur, diharapkan umat Islam dapat lebih mendekatkan diri kepada Allah, meningkatkan amal kebaikan, serta terus mendoakan mereka yang telah berpulang ke rahmatullah.


#hukum ziarah kubur raya pertama